Senin, 27 Oktober 2008
EMBOLI
Emboli merupakan obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan darah), tetapi penyebab lain termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli arteri berasal dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai area termasuk otak, usus, atau ekstremitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misalnya, gangren ekstremitas atau satu bagian usus). → Trombosis vena profunda, Sistem saraf (cedera serebrovaskular), Emboli paru, Trombosis.
Rabu, 15 Oktober 2008
Testosteron
Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria, yang diproduksi oleh kedua buah testis yang tumbuh di skrotum. Testosteron terdapat dalam 3 bentuk, yaitu free testosteron (1—2 %), testosteron terikat albumin (25—65%) dan testosteron terikat globulin (35—75%). Testosteron yang paling penting untuk proses metabolik adalah bentuk yang free.
Testosteron menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder pria setelah pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan jenggot dan rambut pubis, perkembangan penis, dan perubahan suara. Hormon ini juga membantu pertumbuhan, perkembangan otot, dan maskulanisasi kontur tubuh pada pria dewasa.
Testosteron menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder pria setelah pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan jenggot dan rambut pubis, perkembangan penis, dan perubahan suara. Hormon ini juga membantu pertumbuhan, perkembangan otot, dan maskulanisasi kontur tubuh pada pria dewasa.
Kanker Serviks
Kanker serviks adalah proses keganasan di serviks, yakni lubang sempit di bagian bawah uterus atau rahim yang menuju vagina. Penyakit ini biasanya menyerang wanita yang berusia antara 40 sampai 55 tahun. Kanker serviks dapat dicegah dengan skrining untuk memeriksa sel-sel prakanker, dan dapat diobati jika terdeteksi pada stadium dini.
Jumlah kasus kanker serviks mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena makin meluasnya skrining untuk penyakit ini. Saat ini, diperkirakan 10.000 kasus kanker serviks ditemukan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 3700 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini, menurut American Cancer Society. Canadian Cancer Society memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1400 wanita Kanada didiagnosa menderita kanker serviks dan kurang dari 400 di antaranya meninggal.
Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat, dalam periode beberapa tahun. Bahkan sebelum kanker berkembang, sel-sel serviks mengalami perubahan yang abnormal, yang disebut displasia. Perubahan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dikenal dengan Pap smear. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis displasia serviks ini dapat berkembang menjadi kanker; akan tetapi, displasia servikal sangat dapat disembuhkan.
Faktor Risiko Kanker Serviks
o Infeksi human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Wanita yang berhubungan seksual sejak dini
o Berganti-ganti pasangan, atau memiliki pasangan yang berganti-ganti pasangan.
o Infeksi HPV yang berulang
o Kebiasaan merokok meningkatkan risiko
o Memiliki banyak anak (sering melahirkan)
o Sistem imunitas yang lemah, terutama yang terinfeksi HIV
o Riwayat keluarga, yang memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
Karena kanker serviks umumnya diawali dari infeksi HPV, pencegahan infeksi HPV dapat mencegah penyakit ini. Vaksin pertama untuk mencegah infeksi HPV disetujui oleh U.S Food and Drug Administration dan Health Canada pada tahun 2006. vaksin dikembangkan oleh Merck & Co,. Inc., dan dipasarkan dengan merk Gardasil. Komite dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa anak perempuan berusia 11 dan 12 divaksinasi untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks di usia dewasa dan pada usia 13 sampai 26 harus diberi vaksinasi susulan. Vaksin diberikan dalam tiga kali suntikan serial. Akan tetapi, vaksin tidak dapat memberi perlindungan terhadap semua jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV, dengan demikian pemeriksaan Pap smear tetap direkomendasikan. Penggunaan kondom selama hubungan seksual memberi perlindungan terhadap penularan infeksi HPV.
Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Dengan semakin berkembangnya kanker, wanita dapat mengalami pengeluaran cairan vagina yang tidak normal, perdarahan vagina di antara periode menstruasi, perdarahan dan nyeri setelah berhubungan inti. Perdarahan dapat menjadi lebih berat dan lebih sering, nyeri menjadi lebih terasa di abdomen atau punggung bagian bawah.
Tekni pemeriksaan terbaik untuk mendiagnosis displasia serviks dan kanker serviks adalah Pap Smear, yang ditemukan oleh George N. Papanicolaou. Pemeriksaan ini tergolong sederhana, sel di ambil dari lapisan terluar serviks dengan lidi kapas atau alat pengerik khusus dan diperiksa di bawah mikroskip untuk mengetahui proses perubahan sel prakanker atau tanda-tanda malignansi.
Jika hasil pemeriksaan Pan smeat menunjukkan sel-sel yang abnormal, dokter akan menganjurkan wanita menjalani pemeriksaan kolposkopi, alat seperto mikroskop untuk melihat lebih jelas permukaan vagina dan serviks. Sampel jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop jika dokter melihat ketidaknormalan atau area yang dicurigai. Jika ditemukan sel kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan apakah sel kanker menyebar di luar serviks. Kanker serviks paling sering menyebar ke vagina, uterus, dinding pelvis, dan kandung kemih.
Pemeriksaan Pap smear tahunan dianjurkan untuk kebanyakan wanitas, segera setelah aktif berhubungan seksual. Pada wanita normal, setidaknya memerlukan pemeriksaan Pap smear setiap tahunnya.
Pengobatan
Pembedahan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengangkat kanker sampai batas lapisan terluar serviks, atau untuk menangani jaringan serviks yang mengalami perubahan prakanker. Cryosurgery menggunakan suhu sangat dingin untuk menghancurkan jaringan kanker; bedah laser menggunakan tembakan sinar konsentrat untuk menghancurkan jaringan kanker; dan loop electrosurgical excision prosedure (LEEP) menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kawat untuk mengangkat kanker. Prosedur pembedahan lainnya mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker. Jika kanker membesar atau telah menyebar diperlukan prosedur pembedahan yang lebih invasif atau radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi (terapi dengan obat antikanker) juga dapat digunakan pada beberapa kasus. Prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan stadium penyakit.
Beberapa wanita yang mengalami kanker serviks yang lebih luas, kemungkinan akan mengalami kekambuhan penyakit, biasanya dalam dua tahun setelah pengobatan
Prognosis
Menurut American Cancer Society, women yang didiagnosa kanker serviks in situ (lapisan terluar serviks) memiliki angka harapan hidup 5 tahun hampir 100 persen. Wanita yang didiagnosa kanker serviks yang meluas, memiliki angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 70 % sedangkan jika kanker terdeteksi dini, akan meningkat lebih dari 90 %.
Sumber: "Cervical Cancer." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.
Jumlah kasus kanker serviks mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena makin meluasnya skrining untuk penyakit ini. Saat ini, diperkirakan 10.000 kasus kanker serviks ditemukan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 3700 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini, menurut American Cancer Society. Canadian Cancer Society memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1400 wanita Kanada didiagnosa menderita kanker serviks dan kurang dari 400 di antaranya meninggal.
Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat, dalam periode beberapa tahun. Bahkan sebelum kanker berkembang, sel-sel serviks mengalami perubahan yang abnormal, yang disebut displasia. Perubahan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dikenal dengan Pap smear. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis displasia serviks ini dapat berkembang menjadi kanker; akan tetapi, displasia servikal sangat dapat disembuhkan.
Faktor Risiko Kanker Serviks
o Infeksi human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Wanita yang berhubungan seksual sejak dini
o Berganti-ganti pasangan, atau memiliki pasangan yang berganti-ganti pasangan.
o Infeksi HPV yang berulang
o Kebiasaan merokok meningkatkan risiko
o Memiliki banyak anak (sering melahirkan)
o Sistem imunitas yang lemah, terutama yang terinfeksi HIV
o Riwayat keluarga, yang memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
Karena kanker serviks umumnya diawali dari infeksi HPV, pencegahan infeksi HPV dapat mencegah penyakit ini. Vaksin pertama untuk mencegah infeksi HPV disetujui oleh U.S Food and Drug Administration dan Health Canada pada tahun 2006. vaksin dikembangkan oleh Merck & Co,. Inc., dan dipasarkan dengan merk Gardasil. Komite dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa anak perempuan berusia 11 dan 12 divaksinasi untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks di usia dewasa dan pada usia 13 sampai 26 harus diberi vaksinasi susulan. Vaksin diberikan dalam tiga kali suntikan serial. Akan tetapi, vaksin tidak dapat memberi perlindungan terhadap semua jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV, dengan demikian pemeriksaan Pap smear tetap direkomendasikan. Penggunaan kondom selama hubungan seksual memberi perlindungan terhadap penularan infeksi HPV.
Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Dengan semakin berkembangnya kanker, wanita dapat mengalami pengeluaran cairan vagina yang tidak normal, perdarahan vagina di antara periode menstruasi, perdarahan dan nyeri setelah berhubungan inti. Perdarahan dapat menjadi lebih berat dan lebih sering, nyeri menjadi lebih terasa di abdomen atau punggung bagian bawah.
Tekni pemeriksaan terbaik untuk mendiagnosis displasia serviks dan kanker serviks adalah Pap Smear, yang ditemukan oleh George N. Papanicolaou. Pemeriksaan ini tergolong sederhana, sel di ambil dari lapisan terluar serviks dengan lidi kapas atau alat pengerik khusus dan diperiksa di bawah mikroskip untuk mengetahui proses perubahan sel prakanker atau tanda-tanda malignansi.
Jika hasil pemeriksaan Pan smeat menunjukkan sel-sel yang abnormal, dokter akan menganjurkan wanita menjalani pemeriksaan kolposkopi, alat seperto mikroskop untuk melihat lebih jelas permukaan vagina dan serviks. Sampel jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop jika dokter melihat ketidaknormalan atau area yang dicurigai. Jika ditemukan sel kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan apakah sel kanker menyebar di luar serviks. Kanker serviks paling sering menyebar ke vagina, uterus, dinding pelvis, dan kandung kemih.
Pemeriksaan Pap smear tahunan dianjurkan untuk kebanyakan wanitas, segera setelah aktif berhubungan seksual. Pada wanita normal, setidaknya memerlukan pemeriksaan Pap smear setiap tahunnya.
Pengobatan
Pembedahan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengangkat kanker sampai batas lapisan terluar serviks, atau untuk menangani jaringan serviks yang mengalami perubahan prakanker. Cryosurgery menggunakan suhu sangat dingin untuk menghancurkan jaringan kanker; bedah laser menggunakan tembakan sinar konsentrat untuk menghancurkan jaringan kanker; dan loop electrosurgical excision prosedure (LEEP) menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kawat untuk mengangkat kanker. Prosedur pembedahan lainnya mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker. Jika kanker membesar atau telah menyebar diperlukan prosedur pembedahan yang lebih invasif atau radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi (terapi dengan obat antikanker) juga dapat digunakan pada beberapa kasus. Prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan stadium penyakit.
Beberapa wanita yang mengalami kanker serviks yang lebih luas, kemungkinan akan mengalami kekambuhan penyakit, biasanya dalam dua tahun setelah pengobatan
Prognosis
Menurut American Cancer Society, women yang didiagnosa kanker serviks in situ (lapisan terluar serviks) memiliki angka harapan hidup 5 tahun hampir 100 persen. Wanita yang didiagnosa kanker serviks yang meluas, memiliki angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 70 % sedangkan jika kanker terdeteksi dini, akan meningkat lebih dari 90 %.
Sumber: "Cervical Cancer." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.
Langganan:
Postingan (Atom)