Senin, 27 Oktober 2008

EMBOLI

Emboli merupakan obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan darah), tetapi penyebab lain termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli arteri berasal dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai area termasuk otak, usus, atau ekstremitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misalnya, gangren ekstremitas atau satu bagian usus). → Trombosis vena profunda, Sistem saraf (cedera serebrovaskular), Emboli paru, Trombosis.

Rabu, 15 Oktober 2008

Testosteron

Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria, yang diproduksi oleh kedua buah testis yang tumbuh di skrotum. Testosteron terdapat dalam 3 bentuk, yaitu free testosteron (1—2 %), testosteron terikat albumin (25—65%) dan testosteron terikat globulin (35—75%). Testosteron yang paling penting untuk proses metabolik adalah bentuk yang free.
Testosteron menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder pria setelah pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan jenggot dan rambut pubis, perkembangan penis, dan perubahan suara. Hormon ini juga membantu pertumbuhan, perkembangan otot, dan maskulanisasi kontur tubuh pada pria dewasa.

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah proses keganasan di serviks, yakni lubang sempit di bagian bawah uterus atau rahim yang menuju vagina. Penyakit ini biasanya menyerang wanita yang berusia antara 40 sampai 55 tahun. Kanker serviks dapat dicegah dengan skrining untuk memeriksa sel-sel prakanker, dan dapat diobati jika terdeteksi pada stadium dini.

Jumlah kasus kanker serviks mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena makin meluasnya skrining untuk penyakit ini. Saat ini, diperkirakan 10.000 kasus kanker serviks ditemukan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 3700 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini, menurut American Cancer Society. Canadian Cancer Society memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1400 wanita Kanada didiagnosa menderita kanker serviks dan kurang dari 400 di antaranya meninggal.

Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat, dalam periode beberapa tahun. Bahkan sebelum kanker berkembang, sel-sel serviks mengalami perubahan yang abnormal, yang disebut displasia. Perubahan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dikenal dengan Pap smear. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis displasia serviks ini dapat berkembang menjadi kanker; akan tetapi, displasia servikal sangat dapat disembuhkan.

Faktor Risiko Kanker Serviks
o Infeksi human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Wanita yang berhubungan seksual sejak dini
o Berganti-ganti pasangan, atau memiliki pasangan yang berganti-ganti pasangan.
o Infeksi HPV yang berulang
o Kebiasaan merokok meningkatkan risiko
o Memiliki banyak anak (sering melahirkan)
o Sistem imunitas yang lemah, terutama yang terinfeksi HIV
o Riwayat keluarga, yang memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker.

Pencegahan Kanker Serviks
Karena kanker serviks umumnya diawali dari infeksi HPV, pencegahan infeksi HPV dapat mencegah penyakit ini. Vaksin pertama untuk mencegah infeksi HPV disetujui oleh U.S Food and Drug Administration dan Health Canada pada tahun 2006. vaksin dikembangkan oleh Merck & Co,. Inc., dan dipasarkan dengan merk Gardasil. Komite dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa anak perempuan berusia 11 dan 12 divaksinasi untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks di usia dewasa dan pada usia 13 sampai 26 harus diberi vaksinasi susulan. Vaksin diberikan dalam tiga kali suntikan serial. Akan tetapi, vaksin tidak dapat memberi perlindungan terhadap semua jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV, dengan demikian pemeriksaan Pap smear tetap direkomendasikan. Penggunaan kondom selama hubungan seksual memberi perlindungan terhadap penularan infeksi HPV.

Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Dengan semakin berkembangnya kanker, wanita dapat mengalami pengeluaran cairan vagina yang tidak normal, perdarahan vagina di antara periode menstruasi, perdarahan dan nyeri setelah berhubungan inti. Perdarahan dapat menjadi lebih berat dan lebih sering, nyeri menjadi lebih terasa di abdomen atau punggung bagian bawah.
Tekni pemeriksaan terbaik untuk mendiagnosis displasia serviks dan kanker serviks adalah Pap Smear, yang ditemukan oleh George N. Papanicolaou. Pemeriksaan ini tergolong sederhana, sel di ambil dari lapisan terluar serviks dengan lidi kapas atau alat pengerik khusus dan diperiksa di bawah mikroskip untuk mengetahui proses perubahan sel prakanker atau tanda-tanda malignansi.
Jika hasil pemeriksaan Pan smeat menunjukkan sel-sel yang abnormal, dokter akan menganjurkan wanita menjalani pemeriksaan kolposkopi, alat seperto mikroskop untuk melihat lebih jelas permukaan vagina dan serviks. Sampel jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop jika dokter melihat ketidaknormalan atau area yang dicurigai. Jika ditemukan sel kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan apakah sel kanker menyebar di luar serviks. Kanker serviks paling sering menyebar ke vagina, uterus, dinding pelvis, dan kandung kemih.
Pemeriksaan Pap smear tahunan dianjurkan untuk kebanyakan wanitas, segera setelah aktif berhubungan seksual. Pada wanita normal, setidaknya memerlukan pemeriksaan Pap smear setiap tahunnya.

Pengobatan
Pembedahan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengangkat kanker sampai batas lapisan terluar serviks, atau untuk menangani jaringan serviks yang mengalami perubahan prakanker. Cryosurgery menggunakan suhu sangat dingin untuk menghancurkan jaringan kanker; bedah laser menggunakan tembakan sinar konsentrat untuk menghancurkan jaringan kanker; dan loop electrosurgical excision prosedure (LEEP) menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kawat untuk mengangkat kanker. Prosedur pembedahan lainnya mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker. Jika kanker membesar atau telah menyebar diperlukan prosedur pembedahan yang lebih invasif atau radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi (terapi dengan obat antikanker) juga dapat digunakan pada beberapa kasus. Prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan stadium penyakit.
Beberapa wanita yang mengalami kanker serviks yang lebih luas, kemungkinan akan mengalami kekambuhan penyakit, biasanya dalam dua tahun setelah pengobatan

Prognosis
Menurut American Cancer Society, women yang didiagnosa kanker serviks in situ (lapisan terluar serviks) memiliki angka harapan hidup 5 tahun hampir 100 persen. Wanita yang didiagnosa kanker serviks yang meluas, memiliki angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 70 % sedangkan jika kanker terdeteksi dini, akan meningkat lebih dari 90 %.

Sumber: "Cervical Cancer." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.

Kamis, 28 Agustus 2008

GANGREN

Gangren adalah kematian bagian jaringan tubuh. Gangren biasanya disebabkan oleh suplai darah tidak adekuat, tetapi kadang kala disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi (gas gangren – lihat di bawah). Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh:
• Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas);
• Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat);
• Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot);
• Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena).
Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi. Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.

GAS GANGREN
Gas gangren merupakan infeksi kulit serius yang disebabkan oleh organisme anaerob genus Clostridium, terutama C. perfringens (welchii), satu mikroba tanah yang sering kali terdapat di usus manusia dan binatang.

Senin, 07 Juli 2008

Vertigo

Vertigo adalah perasaan seperti bergerak (merasa di sekitarnya bergerak atau dirinya yan bergerak) dan biasanya disertai rasa tidak stabil dan hilang keseimbangan. Vertigo disebabkan adanya gangguan pada saraf vestibularis yang terletak di telinga.

DIURETIK

Diuretik merupakan zat yang meningkatkan produksi urine oleh ginjal (misalnya, kafein dalam teh, kopi, “kola”, dan minuman lain).

OBAT DIURETIK
INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASE
Inhibitor karbonik anhidrase adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi humor aqueus, bukan sebagai diuretik (misalnya, asetazolamid). Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegah reabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air – semua zat ini meningkatkan produksi urine.

DIURETIK LOOP
Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Obat ini termasuk furosemid serta bumetanid, dan digunakan untuk pengobatan hipertensi, edema, serta oliguria yang disebabkan oleh gagal ginjal. Pengobatan bersamaan dengan kalium diperlukan selama menggunakan obat ini.

DIURESIS OSMOTIK
Diuresis osmotik merupakan zat yang secara farmakologis lembam, seperti manitol (satu gula). Diuresis osmotik diberikan secara intravena untuk menurunkan edema serebri atau peningkatan tekanan intraoukular pada glaukoma serta menimbulkan diuresis setelah overdosis obat. Diuresis terjadi melalui “tarikan” osmotik akibat gula yang lembam (yang difiltrasi oleh ginjal, tetapi tidak direabsorpsi) saat ekskresi gula tersebut terjadi.

DIURETIK YANG MEMPERTAHANKAN KALIUM
Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine. Obat ini termasuk spironolakton, yang merupakan antagonis aldosteron dan bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat ini juga meningkatkan kerja tiazid dan diuretik loop. Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium dengan memblok saluran natrium, tempat aldosteron bekerja. Diuretik ini digunakan bersamaan dengan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium serta untuk pengobatan edema pada sirosis hepatis.

DIURETIK TIAZID
Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung ringan, edema, dan pada diabetes insipidus nefrogenik.

Senin, 30 Juni 2008

PEMBULUH DARAH KOLATERAL

Pembuluh darah kolateral adalah arteri kecil yang menghubungkan dua arteri yang lebih besar atau segmen yang berbeda dari arteri yang sama. Dalam kondisi normal, arteri kolateral ini membawa sangat sedikit aliran darah. Ketika arteri yang lebih besar secara bertahap tersumbat, tekanan bergantung pada sisi proksimal oklusi (sumbatan). Akibatnya, aliran dialihkan melalui pembuluh darah kolateral, yang membesar dan berdilatasi sepanjang waktu. Darah kemudian dimungkinkan untuk mengalir di sekitar area penyumbatan melalui jalur alternatif ini.

Kamis, 26 Juni 2008

ANEMIA

Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel darah merah (SDM) dalam sirkulasi. Anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah akibat perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (penghancuran) sel darah merah yang berlebihan.

Anemia Akibat Penurunan Kualitas SDM
Anemia yang terjadi akibat gangguan kualitas pembentukan sel darah merah (SDM) terjadi apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan dengan kualitas sel darah merah juga muncul apabila terjadi gangguan pembentukan hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi hemoglobin sangat tinggi (hiperkromik) atau sangat rendah (hipokromik).

Anemia Akibat Lisis atau Perdarahan Mendadak
Anemia akibat lisis atau perdarahan mendadak berkaitan dengan penurunan jumlah total sel sel darah merah dalam sirkulasi. Masa hidup sel darah merah yang normal sekitar 120 hari. Destruksi atau penghancuran sel darah merah yang terjadi sebelum 100 hari adalah kondisi yang tidak normal.

Senin, 23 Juni 2008

Leukositosis

Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat, melebihi nilai normal. Leukosit merupakan istilah lain untuk sel darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil pemeriksaan laboratorium atas permintaan dokter. Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan ada proses infeksi di dalam tubuh. Nilai normal leukosit adalah kurang dari 10.000/cu mm.

Rabu, 11 Juni 2008

AGNOSIA

Agnosia adalah kegagalan mengenali suatu objek karena ketidakmampuan mengartikan stimulus sensorik yang datang. Agnosia dapat bersifat visual, auditorius, taktil, atau berkaitan dengan rasa/pengecapan atau bau. Agnosia terjadi akibat kerusakan di area sensorik primer atau asosiatif tertentu di korteks serebri

Selasa, 10 Juni 2008

JET LAG

Jet Lag, gangguan fisiologis seperti malaise (kelelahan), sakit kepala, dan insomnia, yang dikaitkan dengan perjalanan udara yang melintasi zona waktu yang berbeda. Jet lag terjadi ketika jam biologis individu (irama sirkadian) yang melakukan perjalanan jauh tidak sesuai dengan zona waktu di tempat tujuan, sehingga mengganggu pola harian tidur, makan, dan aktivitas lainnya. Beberapa atau semua gejala dapat terjadi selama beberapa hari sampai tubuh mampu menyesuaikan dengan waktu di sekitarnya. Jet lag harus dibedakan dengan keletihan akibat stres atau keletihan karena perjalanan jauh.

Penyebab
Jet lag hanya terjadi pada penerbangan ke arah timur atau barat yang melintasi tiga atau lebih zona waktu yang berbeda. Penerbangan dari selatan ke utara atau sebaliknya tidak melintasi zona waktu yang berbeda dan tidak menyebabkan jet lag. Teknisnya demikian, jika seseorang terbang mengelilingi bumi dan kembali ke zona waktu yang sama, dia tidak akan mengalami jet lag.
Orang yang melakukan penerbangan ke arah timur biasanya mengalami jet lag yang lebih para daripada ke arah barat. Karena satu hari di bagian timur lebih pendek, individu yang terbang ke arah timur akan mengalami gangguan irama sirkadian lebih berat dan perlu waktu 50% lebih lama untuk kembali pulih. Jika individu terbang dari timur ke barat, dia akan mengalami satu hari yang lebih lama dari biasanya; siklus normal tubuh sekitar 25 jam, akan lebih mudah bagi tubuh untuk menyesuaikan perubahan ini.
Secara normal irama sirkadian tubuh setiap hari menyesuaikan dengan siklus malam dan siang, sehingga berkaitan dengan sinar matahari. Faktor lain, seperti makanan, minuman, kerja, aktivitas, alarm penanda waktu, dan kebisingan, turut berperan dalam usaha tubuh menyesuaikan dengan dengan jam tubuhnya (internal). Apabila tubuh tiba-tiba dipaksa ke zona waktu yang berbeda, semua penanda waktu ini tidak sesuai dengan irama alami tubuh dan menimbulkan gejala jet lag.
Siklus terang dan gelap mengendalikan irama sirkadia melalui kelenjar pineal.ketika sinar masuk ke mata mencapai retina, kemudian memberi sinyal ke hipotalamus yang mengendalikan kelenjar pineal. Kelenjar pineal ini kemudian mengeluarkan melatonin, yang bertanggung jawab untuk mengatur mengantuk saat malam dan terjaga di siang hari.

Gejala
Perlu waktu sampai dua minggu untuk pulih dari jet lag. Gejalanya meliputi tidur seharian; insomnia; disorientasi; sulit berkonsentrasi; refleks lebih lambat; gangguan pencernaan, penurunan selera makan, merasa lapar di waktu-waktu yang tidak biasanya; pergi ke kamar mandi lebih sering di malam hari; peka rangsangan, depresi, gangguan mood (yang mungkin disebabkan kurang tidur); sakit kepala; gangguan siklus menstruasi, yang terutama cenderung terjadi pada wanita yang sering bepergian, seperti pramugari.
Individu yang sedang menjalani terapi obat oral mungkin akan mengalami efektivitas obat yang bervariasi. Individu yang menderita ulkus peptikum (gangguan pencernaan) mungkin akan semakin parah. Kondisi ini disebabkan produksi asam lambung yang efeknya sebagai pelindung mukosa saluran pencernaan menurun akibat tidak masuknya makanan di waktu yang seharusnya.

Pengobatan
Pengobatan harus didasarkan pada penyebab gejala sehingga akan lebih efektif. Jika perjalanan hanya dalam beberapa hari, mempertahankan pola rutin tubuh mungkin dapat tetap dilanjutkan. Sebagai contoh, waktu makan dan tidur di jam biasa seperti saat di rumah, dan menyesuaikan pergi keluar saat tubuh mengira melakukannya di waktu siang hari. Diet berperan penting untuk mengurangi efek jet lag; menghindari alkohol, sebelum, setelah, dan segera setelah penerbangan, dan mengonsumsi cairan yang tidak mengandung alkohol selama penerbangan sangat dianjurkan. Penelitian terkini menyarankan suplemen melatonin juga dapat mengurangi jet lag.

Sumber: "Jet Lag." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.

Minggu, 25 Mei 2008

Antiseptik

Antiseptik, adalah zat fisis atau kimiawi yang mencegah pembusukan, infeksi, dan perubahan analog seperti pada makanan dan jaringan hidup dengan menghancurkan atau menghentikan perkembangan mikroorganisme. Sejak dahulu pengawetan makanan menggunakan zat antiseptik seperti penggunaan panas pada proses memasak; natrium, garam, dan asam cuka pada asinan dan acar; dan pengasapan pada daging asap. Di zaman modern, prinsip antiseptik ini digunakan untuk mengawetkan makanan melalui pemanasan dan pendinginan seperti pada proses pengalengan, pasteurisasi, dan pembekuan. Iridiasi tengah diteliti sebagai alat pengawet makanan.

Praktik penggunaan antiseptik dalam perawatan dan pengobatan luka dipelopori oleh ahli bedah Inggris Joseph Lister pada tahun 1865. Dasar penelitiannya adalah temuan dari ahli fisioligi Jerman Theodor Schwann dan ahli biokimia Perancis Louis Pasteur, Lister melakukan disinfeksi luka bedah atau luka trauma dengan larutan asam karbolat, dan dalam lima tahun berhasilkan menurunkan angka kematian utama akibat amputasi yang mencapai 50% menjadi sekitar 12%. Banyak jenis antiseptik yang digunakan kemudian, di antaranya yang paling sering digunakan adalah mercury, iodine, boric acid, alcohol, the hypochlorites, mercurochrome, and Merthiolate. Klorin digunakan untuk mensterilkan air dan terutama sistem air publik (PAM) dan kolam renang.

Antibiotik

Antibiotik berasal dari bahasa Yunani (anti,“melawan”; bios, “hidup”) merupakan senyawa kimiawi yang digunakan untuk membunuh atau menghambat perkembangan kuman penyebab infeksi.

Pada awalnya istilah antibiotik digunakan hanya untuk senyawa organik, yang dihasilkan oleh bakteri atau jamus, yang bersifat toksik untuk organisme lain. Akan tetapi, saat ini istilah antibiotik digunakan secara luas termasuk untuk senyawa organik semisintetik dan sintetik. Antibiotik biasanya mengarah ke antibakteri, tetapi karena maknanya lebih luas, isitlah antibiotik juga digunakan untuk senyawa yang digunakan sebagai antimalaria, antivirus, atau antiprotozoa.

Antibiotik bekerja melalui berbagai cara. Metode yang paling umum menggolongkan antibiotik sesuai dengan caranya menghancurkan organisme penyebab infeksi. Beberapa bakteri menyerang dinding sel; ada yang merusak membran sel; dan yang paling umum menghambat sintesis asam nukleida dan protein, yaitu polimer pembentuk sel bakteri.

Rentang Efektivitas Antibiotik
Pada beberapa jenis bakteri, dinding bakteri terutama tersusun dari lapisan tebak peptidoglikan. Jenis lainnya mungkin memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis di lapisan dalam dan lapisan luar. Apabila bakteri diberi perwanaan Gram (Gram’s stain), perbedaan struktur ini menentukan pewarnaan bakteri dengan pewarna yang disebut gentian violet. Perbedaan pewarnaan ini (bakteri gram positif tampak ungu dan gram negatif tampak kemerahan atau tidak berwarna, bergantung proses yang dilakukan) merupakan dasar penggolongan bakteri menjadi gram positif (peptidoglikan tebal) dan gram negatif (peptidoglikon dan membran luar tipis), karena berkaitan denga struktur sel bakteri.

Antibakteri juga dibagi ke dalam spektrum sempit dan spektrum luas. Penisilin spektrum sempit bekerja pada bakteri gram positif. Aminoglikosida, juga spektrum sempit, bekerja pada berbagai bakteri gram negatif dan juga beberapa bakteri gram positif. Tetrasiklin dan kloramfenikol adalah obat spektrum luas karena efektif untuk bakteri gram positif dan juga gram negatif.

Antibiotik juga diklasifikasi sebagai bakterisida (membunuh bakteri) atau bakteriostatik (menghentikan pertumbuhan dan multiplikasi bakteri). Obat bakteriostatik cukup efektif karena bakteri yang dihambat pertumbuhannya akan mati atau dihancurkan oleh mekanisme pertahanan pejamu (penderita). Tetrasiklin dan sulfonamid adalah contoh antibiotik bakteriostatik. Antibiotik yang merusak membran sel menyebabkan kebocoran metabolit sel dan akhirnya membunuh organisme. Contoh senyawa ini antara lain penisilin dan sefalosporin.

Kamis, 22 Mei 2008

ALZHEIMER

Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia (kemunduran kemampuan kognitif dan intelektual) yang progresif, ditandai dengan kematian saraf-saraf di otak yang meluas, terutama di daerah otak yang disebut nukleus basalis. Saraf saraf ini bertanggung jawab untuk fungsi ingatan dan pengenalan. Saraf saraf tersebut mengeluarkan asetilkolin, yang berperan penting dalam membentuk ingatan jangka pendek di tingkat biokimiawi (proses kimia di tubuh). Dibandingkan mereka yang meninggal akibat sebab sebab lain, pada otak pasien yang meninggal akibat penyakit Alzheimer terjadi penurunan sampai 90% kadar enzim yang berperan dalam pembentukan asetilkolin, yakni kolin asetiltransferase. Tidak adanya asetilkolin menyebabkan penyakit Alzheimer seperti, mudah lupa dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada para pengidap penyakit ini, neurotransmitter lain juga tampak berkurang.
Penyakit Alzheimer biasanya mulai terjadi pada usia setelah 65 tahun dan menimbulkan demensia senilis (akibat penuaan). Namun, penyakit ini dapat muncul lebih dini dan menyebabkan demensia prasenilis (sebelum usia lanjut). Penyakit ini juga diturunkan secara genetik, terutama pada penyakit prasenilis.

Proses Terjadinya Alzheimer
Temuan otopsi yang paling menonjol dari pasien penyakit Alzheimer adalah pembentukan jerat jerat neuron yang luas, di mana akson akson bergabung membentuk plak yang disebut plak senilis. Plak senilis terdiri dari sisa sisa ujung saraf yang mati, endapan alumunium, dan fragmen-fragmen protein abnormal. Fragmen protein selalu mengandung suatu protein yang dikenal sebagai protein prekursor amiloid (PPA).
Salah satu teori mengenai pembentukan penyakit Alzheimer mengatakan bahwa pengolahan PPA yang abnormal menyebabkan protein tersebut menonjol dari membran sel saraf, hal ini agaknya menjadi pencetus pembentukan jerat jerat yang menyebabkan kematian sel. Yang menunjang teori ini adalah temuan bahwa gen yang mengkode PPA terletak di kromosom 21, yang apabila dalam kondisi triplicate (bertiga, dan bukan berpasangan), menyebabkan sindrom Down. Hampir semua pengidap sindrom Down yang dapat bertahan sampai usia 40-an akan menderita penyakit Alzheimer. Akan tetapi, pada kelompok kelompok pasien lain, paling tidak terdapat 2 kromosom lain yang dibuktikan berkaitan dengan penyakit Alzheimer, dan hal ini mengisyaratkan bahwa mungkin terdapat lebih dari 1 penyebab genetik untuk penyakit ini.
Teori ke-2 mengenai penyebab penyakit Alzheimer terjadi karena adanya risiko penyakit Alzheimer yang meningkat dengan pewarisan gen tertentu yang mengkode protein pengangkut kolesterol jenis tertentu, yang disebut apolipoprotein E (APO E4). Pewarisan gen untuk APO E4, berbeda dengan varian varian lain protein ini, APO E2 atau APO E3, dapat menyebabkan destabilisasi membran sel saraf sehingga terjadi pembentukan jerat jerat dan kematian sel.

Gambaran Klinis
Terjadi keadaan sering lupa, penurunan kemampuan menilai, perubahan kepribadian dan perilaku yang berkembang lambat dalam periode sampai 10 tahun
Sering dijumpai kehilangan ingatan jangka pendek dan masalah-masalah dengan konsep matematika

Pemeriksaan Diagnostik
Pada saat ini belum ada cara yang pasti untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer pada waktu pasien hidup, selain dengan menyingkirkan penyebab penyebab metabolik atau vaskular dari perburukan mental. Dalam beberapa tahun mendatang, diagnosis Alzheimer mungkin dapat didasarkan pada temuan temuan dari pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) yang sensitif atau pada perubahan pupil yang samar.

Terapi yang mungkin dapat dilakukan
Pendidikan kesehatan untuk penderita dan keluarganya mengenai alat bantu mengingat, jadwal diet, dan tindakan pengamanan yang dapat memperlambat perkembangan gejala

Tersedia obat (Cognex) untuk memperlambat atau mengembalikan gejala gejala dini penyakit Alzheimer. Efektivitas jangka panjang obat ini belum diketahui.

Rabu, 21 Mei 2008

Epiktasis atau Mimisan

Epiktasis atau perdarahan hidung, sering ditemukan, dan 90% dapat berhenti sendiri. Epistaksis ini sering dikenal dengan istilah “mimisan” dan bukan penyakit, tetapi merupakan gejala dari suatu kelainan atau gangguan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan mimisan. Mimisan paling sering terjadi karena adanya iritasi atau cedera di pembuluh vena kecil pada septum (sekat yang membagi dua sisi lubang hidung). Vena ini dapat pecah (ruptur) secara spontan, atau pecah akibat bersin atau batuk yang meningkakan tekanan darah di dalam vena hidung.
Biasanya, mimisan bukan kondisi yang serius karena dapat berhenti sendiri. Akan tetapi, mimisan dapat merupakan tanda adanya penyakit penyebab yang serius seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, infeksi, tumor pada hidung, jenis kanker tertentu (seperti leukemia), atau penyakit pembuluh darah itu sendiri.
Mimisan yang tidak dapat segera berhenti dapat ditangani dengan menekan area hidung yang mengeluarkan darah. Cara lain dengan kompres dingin kadang dapat membantu. Akan tetapi, jika tindakan sederhana di atas tidak juga berhasil mengendalikan perdarahan, perlu tindakan medis segera. Dokter atau tenaga kesehatan lainnya perlu diberi tahu jika seseorang pernah mengalami perdarahan hidung yang hebat atau berulang.

Selasa, 20 Mei 2008

Akut dan Kronik, Bedanya?

Penggunaan istilah akut dan kronik untuk menggambarkan kondisi suatu penyakit sering kali salah kaprah. Hal ini umum terjadi di kalangan non medis yang tidak mengetahui perbedaan akut dan kronik.
Akut, digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi atau penyakit yang terjadi tiba-tiba, dalam waktu singkat, dan biasanya menunjukkan gangguan yang serius. Untuk menggambarkan tingkat nyeri (rasa sakit), istilah akut digunakan untuk menggambarkan rasa sakit yang hebat dan tajam. Demikian juga untuk perdarahan akut, menandakan perdarahan yang terjadi cepat dan tiba-tiba dan biasanya merupakan kondisi yang serius yang memerlukan pertolongan medis segera.
Kronik, istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi yang terjadi dalam periode lama, berulang, terjadi perlahan-lahan dan makin serius. Berbeda dengan akut, kondisi kronik adalah proses yang terjadi secara perlahan, makin lama makin parah atau menjadi berbahaya. Sebagai contoh, suatu penyakit mungkin ditandai gejala yang ringan sehingga si penderita membiarkan saja tanpa diobati. Seiring dengan waktu, penyakitnya makin parah dan berpotensi membahayakan.

Minggu, 18 Mei 2008

RADIKAL BEBAS

Radikal bebas adalah yang kehilangan satu elektronnya (seharusnya berpasangan) sehingga bermuatan listrik. Untuk menetralkannya, melokul radikal bebas berusaha mengambil satu elektron dari atau mendonasikan elektronnya ke molekul terdekat. Proses ini disebut oksidasi, dan menciptakan radikal bebas baru, yang kemudian akan mencari molekul lain untuk mengambil atau mendonasikan elektron, sehingga terjadi reaksi berantai yang menyebabkan kerusakan beratus-ratus molekul

Sekitar 5% oksigen yang dihirup manusia diubah ke dalam bentuk radikal bebas. Keberadaan radikal bebas tidak selalu membahayakan, karena merupakan hasil dari metabolisme normal yang penting untuk fungsi tubuh, seperti melawan penyakit atau cedera. Ketika tubuh mengalami kerusakan, sistem pertahanan tubuh akan mengirimkan sel-sel imun ke area yang sakit. Sel-sel ini menghasilkan radikal bebas sebagai upaya untuk menghancurkan zat asing atau kuman penyakit.

Seiring dengan perkembangan usia, tubuh terpapar berbagai polutan dari lingkungan seperti asap rokok, sinar matahari, atau asap kendaraan, menyebabkan tubuh penuh dengan radikal bebas. Jumlah radikal bebas yang berlebihan menyebabkan kerusakan karena mengambil komponen penting tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA (asam deoksiribronukleat)—molekul pembawa informasi genetik untuk setiap sel hidup. Reaksi ini menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen (penyebab kimiawi kanker).

Radikal bebas dapat menyebabkan penyakit jantung dengan mengoksidasi LDL (kolesterol buruk) sehingga berisiko mengalami pengerasan pembuluh darah arteri, yakni kondisi yang berakhir dengan penyakit jantung. Radikal bebas juga dapat menyebabkan katarak, yaitu lensa mata berkabut sehingga menyebabkan kebutaan.
Radikal bebas bertanggung jawab untuk beberapa penyakit seperti artritis, penyakit jantung, dan penyakit Alzheimer. Apabila enzim alami pengontrol gagal, radikal bebas di dalam tubuh menyerang lemak, protein, dan asam nukleat.



Sumber:
"Antioxidant." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.

Radical (chemistry). Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.

ANTIOKSIDAN

Antioksidan adalah molekul yang dapat menetralkan senyawa berbahaya yang disebut radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang merusak sel, menguras cadangan makanan, dan mengurai zat seperti karet, bensin, dan .minyak pelumas. Antioksidan dapat berupa enzim dalam tubuh, atau suplemen vitamin. Antioksidan biasanya ditambahkan pada logam, minyak, makanan, dan bahan-bahan lain untuk mencegah kerusakan radikal bebas.
Antioksidan menghentukan reaksi pembentukan radikal bebas. Beberapa antioksidan sendiri merupakan radikal bebas, yang mendonasikan elektrin untuk menstabilkan dan menetralisir radikal bebas berbahaya. Antioksidan lain bekerja melawan molekul yang membentuk radikal bebas, menghancurkannya sebelum mulai mendominasi efek yang menyebabkan kerusakan oksidatif.

Antioksidan bekerja mengendalikan kadar radikal bebas sebelum menjadi perusak oksidatif pada tubuh. Sebagai contoh, enzim-enzim tubuh tertentu, seperti dismutasi superoksidasi, bekerja dengan zat kimia lain untuk mengubah radikal bebas menjadi molekul tidak berbahaya. Berdasarkan penelitian memperlihatkan bahwa diet makanan tinggi antioksidan dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung. Penelitian lebih lanjut tentang manfaat antioksidan untuk kesehatan masih dilakukan.

Vitamin C atau dikenal juga dengan asam askorbat, diketahui mengandung antioksidan yang dapat mencegah katarak dan kanker di lambung, tenggorokan, dan pankreas. Vitamin c juga mencegah oksidasi kolesterol LDL, menurunkan risiko penyakit jantung. Makanan kaya vitamin C antara lain strawberi, brokoli, dan jeruk.

Beta karoten yang banyak ditemukan di wortel mengabsorpsi molekul target dalam membran sel. Penelitian memperkirakan, selain menurunkan risiko katarak, kanker, dan serangan jantung, beta karotem juga dapat menurunkan risiko stroke. Beta karoten alami dapat ditemukan di jeruk, buah-buah berwarna dan sayuran hijau. Sumber bate karoten yang lain adalah kentang manis, bayam, dan wortel. Sekitar 5 .
Vitamin E juga merupakan antioksidan yang dapat mencegah penyakit jantung dan katarak serta memperkuat sistem imun. Sumber vitamin E yang baik adalah minyak biji gandum dan biji bunga matahari.

"Antioxidant." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.

Jumat, 16 Mei 2008

Abortus alias keguguran

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.

Keguguran atau abortus disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
- Kelainan sel telur ibu, biasanya terjadi di awal kehamilan.
- Kelainan anatomi organ reproduksi ibu, misalnya mengalami kelainan atau gangguan pada rahim.
- Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan pembentukan plasenta.
- Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat, dll.
- Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.

Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu:
Abortus Iminens
Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, ibu mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks)
Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim.
Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.
Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.
Abortus Servikalis
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis.