Antiseptik, adalah zat fisis atau kimiawi yang mencegah pembusukan, infeksi, dan perubahan analog seperti pada makanan dan jaringan hidup dengan menghancurkan atau menghentikan perkembangan mikroorganisme. Sejak dahulu pengawetan makanan menggunakan zat antiseptik seperti penggunaan panas pada proses memasak; natrium, garam, dan asam cuka pada asinan dan acar; dan pengasapan pada daging asap. Di zaman modern, prinsip antiseptik ini digunakan untuk mengawetkan makanan melalui pemanasan dan pendinginan seperti pada proses pengalengan, pasteurisasi, dan pembekuan. Iridiasi tengah diteliti sebagai alat pengawet makanan.
Praktik penggunaan antiseptik dalam perawatan dan pengobatan luka dipelopori oleh ahli bedah Inggris Joseph Lister pada tahun 1865. Dasar penelitiannya adalah temuan dari ahli fisioligi Jerman Theodor Schwann dan ahli biokimia Perancis Louis Pasteur, Lister melakukan disinfeksi luka bedah atau luka trauma dengan larutan asam karbolat, dan dalam lima tahun berhasilkan menurunkan angka kematian utama akibat amputasi yang mencapai 50% menjadi sekitar 12%. Banyak jenis antiseptik yang digunakan kemudian, di antaranya yang paling sering digunakan adalah mercury, iodine, boric acid, alcohol, the hypochlorites, mercurochrome, and Merthiolate. Klorin digunakan untuk mensterilkan air dan terutama sistem air publik (PAM) dan kolam renang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar