Banyak yang salah paham tentang heartburn. Kebanyakan menganggap heartburn berkaitan dengan jantung, karena ada kata heart-di depannya. Padahal, heartburn tidak ada sangkut pautnya dengan gangguan di jantung, tetapi di saluran pencernaan, atau lebih tepatnya di lambung
Heartburn merupakan gejala yang ditandai dengan rasa seperti terbakar di dada disertai rasa asam atau pahit di mulut. Heartburn biasanya terjadi jika asam lambung mengalir kembali (atau disebut juga regurgitasi) ke esofagus, saluran yang membawa makanan dari tenggorok ke lambung. Diperkirakan satu dari 10 orang dewasa mengalami heartburn sekali dalam seminggu. Heartburn sering terjadi pada wanita hamil karena uterus (rahim) yang membesar menekan lambung.
Pada kondisi normal, isi lambung akan tetap berada di lambung karena adanya sfingter esofagus bawah. Sfingter adalah sekumpulan otot yang membentuk cincin sebagai pintu keluar-masuk suatu saluran, contohnya adalah anus (sfingter ani). Jika sfingter di lambung berelaksasi, atau terlalu lemah, makanan dapat mengalir keluar lambung dan kembali ke esofagus.
Ada beberapa cara menurunkan heartburn seperti berhenti merokok, menurunkan badan, tidur dengan posisi kepala lebih tinggi (dengan sudut 15 derajat). Tidur dengan keadaan perut sudah kosong atau minimal satu jam setelah makan juga dapat mencegah heartburn. Selain itu menghentikan konsumsi alkohol, makanan berlemah, coklat dan pepermin dapat mencegah nyeri di ulu hati ini.
Melihat definisi dan penyebab di atas, heartburn lebih tepat jika diterjemahkan sebagai nyeri ulu hati, karena sangat berkaitan erat dengan masalah pencernaan bukan masalah jantung.
Senin, 26 Januari 2009
Senin, 27 Oktober 2008
EMBOLI
Emboli merupakan obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan darah), tetapi penyebab lain termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli arteri berasal dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai area termasuk otak, usus, atau ekstremitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misalnya, gangren ekstremitas atau satu bagian usus). → Trombosis vena profunda, Sistem saraf (cedera serebrovaskular), Emboli paru, Trombosis.
Rabu, 15 Oktober 2008
Testosteron
Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria, yang diproduksi oleh kedua buah testis yang tumbuh di skrotum. Testosteron terdapat dalam 3 bentuk, yaitu free testosteron (1—2 %), testosteron terikat albumin (25—65%) dan testosteron terikat globulin (35—75%). Testosteron yang paling penting untuk proses metabolik adalah bentuk yang free.
Testosteron menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder pria setelah pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan jenggot dan rambut pubis, perkembangan penis, dan perubahan suara. Hormon ini juga membantu pertumbuhan, perkembangan otot, dan maskulanisasi kontur tubuh pada pria dewasa.
Testosteron menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder pria setelah pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan jenggot dan rambut pubis, perkembangan penis, dan perubahan suara. Hormon ini juga membantu pertumbuhan, perkembangan otot, dan maskulanisasi kontur tubuh pada pria dewasa.
Kanker Serviks
Kanker serviks adalah proses keganasan di serviks, yakni lubang sempit di bagian bawah uterus atau rahim yang menuju vagina. Penyakit ini biasanya menyerang wanita yang berusia antara 40 sampai 55 tahun. Kanker serviks dapat dicegah dengan skrining untuk memeriksa sel-sel prakanker, dan dapat diobati jika terdeteksi pada stadium dini.
Jumlah kasus kanker serviks mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena makin meluasnya skrining untuk penyakit ini. Saat ini, diperkirakan 10.000 kasus kanker serviks ditemukan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 3700 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini, menurut American Cancer Society. Canadian Cancer Society memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1400 wanita Kanada didiagnosa menderita kanker serviks dan kurang dari 400 di antaranya meninggal.
Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat, dalam periode beberapa tahun. Bahkan sebelum kanker berkembang, sel-sel serviks mengalami perubahan yang abnormal, yang disebut displasia. Perubahan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dikenal dengan Pap smear. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis displasia serviks ini dapat berkembang menjadi kanker; akan tetapi, displasia servikal sangat dapat disembuhkan.
Faktor Risiko Kanker Serviks
o Infeksi human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Wanita yang berhubungan seksual sejak dini
o Berganti-ganti pasangan, atau memiliki pasangan yang berganti-ganti pasangan.
o Infeksi HPV yang berulang
o Kebiasaan merokok meningkatkan risiko
o Memiliki banyak anak (sering melahirkan)
o Sistem imunitas yang lemah, terutama yang terinfeksi HIV
o Riwayat keluarga, yang memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
Karena kanker serviks umumnya diawali dari infeksi HPV, pencegahan infeksi HPV dapat mencegah penyakit ini. Vaksin pertama untuk mencegah infeksi HPV disetujui oleh U.S Food and Drug Administration dan Health Canada pada tahun 2006. vaksin dikembangkan oleh Merck & Co,. Inc., dan dipasarkan dengan merk Gardasil. Komite dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa anak perempuan berusia 11 dan 12 divaksinasi untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks di usia dewasa dan pada usia 13 sampai 26 harus diberi vaksinasi susulan. Vaksin diberikan dalam tiga kali suntikan serial. Akan tetapi, vaksin tidak dapat memberi perlindungan terhadap semua jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV, dengan demikian pemeriksaan Pap smear tetap direkomendasikan. Penggunaan kondom selama hubungan seksual memberi perlindungan terhadap penularan infeksi HPV.
Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Dengan semakin berkembangnya kanker, wanita dapat mengalami pengeluaran cairan vagina yang tidak normal, perdarahan vagina di antara periode menstruasi, perdarahan dan nyeri setelah berhubungan inti. Perdarahan dapat menjadi lebih berat dan lebih sering, nyeri menjadi lebih terasa di abdomen atau punggung bagian bawah.
Tekni pemeriksaan terbaik untuk mendiagnosis displasia serviks dan kanker serviks adalah Pap Smear, yang ditemukan oleh George N. Papanicolaou. Pemeriksaan ini tergolong sederhana, sel di ambil dari lapisan terluar serviks dengan lidi kapas atau alat pengerik khusus dan diperiksa di bawah mikroskip untuk mengetahui proses perubahan sel prakanker atau tanda-tanda malignansi.
Jika hasil pemeriksaan Pan smeat menunjukkan sel-sel yang abnormal, dokter akan menganjurkan wanita menjalani pemeriksaan kolposkopi, alat seperto mikroskop untuk melihat lebih jelas permukaan vagina dan serviks. Sampel jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop jika dokter melihat ketidaknormalan atau area yang dicurigai. Jika ditemukan sel kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan apakah sel kanker menyebar di luar serviks. Kanker serviks paling sering menyebar ke vagina, uterus, dinding pelvis, dan kandung kemih.
Pemeriksaan Pap smear tahunan dianjurkan untuk kebanyakan wanitas, segera setelah aktif berhubungan seksual. Pada wanita normal, setidaknya memerlukan pemeriksaan Pap smear setiap tahunnya.
Pengobatan
Pembedahan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengangkat kanker sampai batas lapisan terluar serviks, atau untuk menangani jaringan serviks yang mengalami perubahan prakanker. Cryosurgery menggunakan suhu sangat dingin untuk menghancurkan jaringan kanker; bedah laser menggunakan tembakan sinar konsentrat untuk menghancurkan jaringan kanker; dan loop electrosurgical excision prosedure (LEEP) menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kawat untuk mengangkat kanker. Prosedur pembedahan lainnya mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker. Jika kanker membesar atau telah menyebar diperlukan prosedur pembedahan yang lebih invasif atau radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi (terapi dengan obat antikanker) juga dapat digunakan pada beberapa kasus. Prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan stadium penyakit.
Beberapa wanita yang mengalami kanker serviks yang lebih luas, kemungkinan akan mengalami kekambuhan penyakit, biasanya dalam dua tahun setelah pengobatan
Prognosis
Menurut American Cancer Society, women yang didiagnosa kanker serviks in situ (lapisan terluar serviks) memiliki angka harapan hidup 5 tahun hampir 100 persen. Wanita yang didiagnosa kanker serviks yang meluas, memiliki angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 70 % sedangkan jika kanker terdeteksi dini, akan meningkat lebih dari 90 %.
Sumber: "Cervical Cancer." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.
Jumlah kasus kanker serviks mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena makin meluasnya skrining untuk penyakit ini. Saat ini, diperkirakan 10.000 kasus kanker serviks ditemukan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 3700 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini, menurut American Cancer Society. Canadian Cancer Society memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 1400 wanita Kanada didiagnosa menderita kanker serviks dan kurang dari 400 di antaranya meninggal.
Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat, dalam periode beberapa tahun. Bahkan sebelum kanker berkembang, sel-sel serviks mengalami perubahan yang abnormal, yang disebut displasia. Perubahan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang dikenal dengan Pap smear. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis displasia serviks ini dapat berkembang menjadi kanker; akan tetapi, displasia servikal sangat dapat disembuhkan.
Faktor Risiko Kanker Serviks
o Infeksi human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
o Wanita yang berhubungan seksual sejak dini
o Berganti-ganti pasangan, atau memiliki pasangan yang berganti-ganti pasangan.
o Infeksi HPV yang berulang
o Kebiasaan merokok meningkatkan risiko
o Memiliki banyak anak (sering melahirkan)
o Sistem imunitas yang lemah, terutama yang terinfeksi HIV
o Riwayat keluarga, yang memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
Karena kanker serviks umumnya diawali dari infeksi HPV, pencegahan infeksi HPV dapat mencegah penyakit ini. Vaksin pertama untuk mencegah infeksi HPV disetujui oleh U.S Food and Drug Administration dan Health Canada pada tahun 2006. vaksin dikembangkan oleh Merck & Co,. Inc., dan dipasarkan dengan merk Gardasil. Komite dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa anak perempuan berusia 11 dan 12 divaksinasi untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks di usia dewasa dan pada usia 13 sampai 26 harus diberi vaksinasi susulan. Vaksin diberikan dalam tiga kali suntikan serial. Akan tetapi, vaksin tidak dapat memberi perlindungan terhadap semua jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV, dengan demikian pemeriksaan Pap smear tetap direkomendasikan. Penggunaan kondom selama hubungan seksual memberi perlindungan terhadap penularan infeksi HPV.
Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata. Dengan semakin berkembangnya kanker, wanita dapat mengalami pengeluaran cairan vagina yang tidak normal, perdarahan vagina di antara periode menstruasi, perdarahan dan nyeri setelah berhubungan inti. Perdarahan dapat menjadi lebih berat dan lebih sering, nyeri menjadi lebih terasa di abdomen atau punggung bagian bawah.
Tekni pemeriksaan terbaik untuk mendiagnosis displasia serviks dan kanker serviks adalah Pap Smear, yang ditemukan oleh George N. Papanicolaou. Pemeriksaan ini tergolong sederhana, sel di ambil dari lapisan terluar serviks dengan lidi kapas atau alat pengerik khusus dan diperiksa di bawah mikroskip untuk mengetahui proses perubahan sel prakanker atau tanda-tanda malignansi.
Jika hasil pemeriksaan Pan smeat menunjukkan sel-sel yang abnormal, dokter akan menganjurkan wanita menjalani pemeriksaan kolposkopi, alat seperto mikroskop untuk melihat lebih jelas permukaan vagina dan serviks. Sampel jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop jika dokter melihat ketidaknormalan atau area yang dicurigai. Jika ditemukan sel kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan apakah sel kanker menyebar di luar serviks. Kanker serviks paling sering menyebar ke vagina, uterus, dinding pelvis, dan kandung kemih.
Pemeriksaan Pap smear tahunan dianjurkan untuk kebanyakan wanitas, segera setelah aktif berhubungan seksual. Pada wanita normal, setidaknya memerlukan pemeriksaan Pap smear setiap tahunnya.
Pengobatan
Pembedahan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengangkat kanker sampai batas lapisan terluar serviks, atau untuk menangani jaringan serviks yang mengalami perubahan prakanker. Cryosurgery menggunakan suhu sangat dingin untuk menghancurkan jaringan kanker; bedah laser menggunakan tembakan sinar konsentrat untuk menghancurkan jaringan kanker; dan loop electrosurgical excision prosedure (LEEP) menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kawat untuk mengangkat kanker. Prosedur pembedahan lainnya mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker. Jika kanker membesar atau telah menyebar diperlukan prosedur pembedahan yang lebih invasif atau radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi (terapi dengan obat antikanker) juga dapat digunakan pada beberapa kasus. Prosedur yang digunakan bergantung pada ukuran tumor dan stadium penyakit.
Beberapa wanita yang mengalami kanker serviks yang lebih luas, kemungkinan akan mengalami kekambuhan penyakit, biasanya dalam dua tahun setelah pengobatan
Prognosis
Menurut American Cancer Society, women yang didiagnosa kanker serviks in situ (lapisan terluar serviks) memiliki angka harapan hidup 5 tahun hampir 100 persen. Wanita yang didiagnosa kanker serviks yang meluas, memiliki angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 70 % sedangkan jika kanker terdeteksi dini, akan meningkat lebih dari 90 %.
Sumber: "Cervical Cancer." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007.
Kamis, 28 Agustus 2008
GANGREN
Gangren adalah kematian bagian jaringan tubuh. Gangren biasanya disebabkan oleh suplai darah tidak adekuat, tetapi kadang kala disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi (gas gangren – lihat di bawah). Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh:
• Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas);
• Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat);
• Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot);
• Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena).
Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi. Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.
GAS GANGREN
Gas gangren merupakan infeksi kulit serius yang disebabkan oleh organisme anaerob genus Clostridium, terutama C. perfringens (welchii), satu mikroba tanah yang sering kali terdapat di usus manusia dan binatang.
• Penekanan pada pembuluh darah (misalnya, turniket, balutan yang terlalu ketat, dan pembengkakan ekstremitas);
• Obstruksi di dalam pembuluh darah yang sehat (misalnya, emboli arteri, kerusakan jaringan akibat suhu rendah, jika kapiler menjadi tersumbat);
• Spasme dinding pembuluh darah (misalnya toksisitas ergot);
• Trombosis yang disebabkan oleh penyakit dinding pembuluh darah (misalnya, arteriosklerosis pada arteri, flebitis pada vena).
Gangren kering terjadi jika aliran darah dari area yang terkena menjadi hitam dan emasiasi. Gangren lembap terjadi jika aliran vena tidak adekuat sehingga jaringan mengalami pembengkakan akibat cairan.
GAS GANGREN
Gas gangren merupakan infeksi kulit serius yang disebabkan oleh organisme anaerob genus Clostridium, terutama C. perfringens (welchii), satu mikroba tanah yang sering kali terdapat di usus manusia dan binatang.
Senin, 07 Juli 2008
Vertigo
Vertigo adalah perasaan seperti bergerak (merasa di sekitarnya bergerak atau dirinya yan bergerak) dan biasanya disertai rasa tidak stabil dan hilang keseimbangan. Vertigo disebabkan adanya gangguan pada saraf vestibularis yang terletak di telinga.
DIURETIK
Diuretik merupakan zat yang meningkatkan produksi urine oleh ginjal (misalnya, kafein dalam teh, kopi, “kola”, dan minuman lain).
OBAT DIURETIK
INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASE
Inhibitor karbonik anhidrase adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi humor aqueus, bukan sebagai diuretik (misalnya, asetazolamid). Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegah reabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air – semua zat ini meningkatkan produksi urine.
DIURETIK LOOP
Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Obat ini termasuk furosemid serta bumetanid, dan digunakan untuk pengobatan hipertensi, edema, serta oliguria yang disebabkan oleh gagal ginjal. Pengobatan bersamaan dengan kalium diperlukan selama menggunakan obat ini.
DIURESIS OSMOTIK
Diuresis osmotik merupakan zat yang secara farmakologis lembam, seperti manitol (satu gula). Diuresis osmotik diberikan secara intravena untuk menurunkan edema serebri atau peningkatan tekanan intraoukular pada glaukoma serta menimbulkan diuresis setelah overdosis obat. Diuresis terjadi melalui “tarikan” osmotik akibat gula yang lembam (yang difiltrasi oleh ginjal, tetapi tidak direabsorpsi) saat ekskresi gula tersebut terjadi.
DIURETIK YANG MEMPERTAHANKAN KALIUM
Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine. Obat ini termasuk spironolakton, yang merupakan antagonis aldosteron dan bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat ini juga meningkatkan kerja tiazid dan diuretik loop. Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium dengan memblok saluran natrium, tempat aldosteron bekerja. Diuretik ini digunakan bersamaan dengan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium serta untuk pengobatan edema pada sirosis hepatis.
DIURETIK TIAZID
Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung ringan, edema, dan pada diabetes insipidus nefrogenik.
OBAT DIURETIK
INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASE
Inhibitor karbonik anhidrase adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi humor aqueus, bukan sebagai diuretik (misalnya, asetazolamid). Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegah reabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air – semua zat ini meningkatkan produksi urine.
DIURETIK LOOP
Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Obat ini termasuk furosemid serta bumetanid, dan digunakan untuk pengobatan hipertensi, edema, serta oliguria yang disebabkan oleh gagal ginjal. Pengobatan bersamaan dengan kalium diperlukan selama menggunakan obat ini.
DIURESIS OSMOTIK
Diuresis osmotik merupakan zat yang secara farmakologis lembam, seperti manitol (satu gula). Diuresis osmotik diberikan secara intravena untuk menurunkan edema serebri atau peningkatan tekanan intraoukular pada glaukoma serta menimbulkan diuresis setelah overdosis obat. Diuresis terjadi melalui “tarikan” osmotik akibat gula yang lembam (yang difiltrasi oleh ginjal, tetapi tidak direabsorpsi) saat ekskresi gula tersebut terjadi.
DIURETIK YANG MEMPERTAHANKAN KALIUM
Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa kehilangan kalium dalam urine. Obat ini termasuk spironolakton, yang merupakan antagonis aldosteron dan bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat ini juga meningkatkan kerja tiazid dan diuretik loop. Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium dengan memblok saluran natrium, tempat aldosteron bekerja. Diuretik ini digunakan bersamaan dengan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium serta untuk pengobatan edema pada sirosis hepatis.
DIURETIK TIAZID
Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung ringan, edema, dan pada diabetes insipidus nefrogenik.
Langganan:
Postingan (Atom)